Sebuah petisi meminta Badan Pendidikan dan Kebudayaan PBB (UNESCO) untuk mengakui tempe sebagai warisan budaya dunia


Sebuah laman petisi dalam jaringan change.org belum lama ini memuat tuntutan dari pemerhati gizi Indonesia terhadap Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Yang intinya, Kemendikbud harus lebih aktif melobi Badan Pendidikan dan Kebudayaan PBB (UNESCO) untuk mengakui tempe sebagai warisan budaya dunia.

Makanan dari olahan kedelai tersebut, menurut si pembuat petisi, ditemukan beberapa abad yang lalu oleh nenek moyang masyarakat Indonesia. Makanan yang akan kaya protein itu dianggap sangat khas, tidak ditemukan di negara lain.

"Tempe yang merupakan makanan asli dan tradisional masyarakat Indonesia mempunyai potensi besar untuk diklaim dan diakui sebagai makanan asli negara lain," tulis petisi itu.

Dari keterangan tertulis pengelola change.org, ternyata petisi itu dihimpun oleh pakar Gizi dan Pangan Indonesia. Setelah tiga hari terpampang di situs itu, ada 10.033 orang memberikan dukungan dari target 15 ribu.

Pergizi menjelaskan, tempe sering dianggap kuliner kelas rendah. Terlebih lagi banyak idiom dalam Bahasa Indonesia justru menempatkan tempe secara negatif. Contohnya, mental tempe untuk menggambarkan sosok pecundang.

Yang diharapkan, dengan tercantum dalam daftar Intangible Cultural Heritage of Humanity, UNESCO, maka status tempe akan meningkat baik bagi masyarakat Indonesia bahkan dunia.

Merujuk data Badan Pusat Statistik, tempe menyumbang 10 persen asupan protein harian masyarakat Indonesia.

Sebenarnya tempe telah diakui secara internasional melalui badan standardisasi, Codex Alimentarius Comission, yang memberikan kode CODEX STAN 313R-2013 untuk tempe khas Indonesia. Namun belum ada pengakuan dari UNESCO.
LIKE & SHARE

0 Response to "Sebuah petisi meminta Badan Pendidikan dan Kebudayaan PBB (UNESCO) untuk mengakui tempe sebagai warisan budaya dunia"