Saat ini pemerintah dan Bank Indonesia tetap mewaspadai dampak dari anjloknya pasar saham China dan bangkrutnya Yunani terhadap perekonomian nasional. Walaupun begitu pemerintah tidak khawatir porsi kepemilikan asing di surat utang negara (SUN) yang semakin meningkat jumlahnya.
Malah sebaliknya, pemerintah menilai bertambahnya kepemilikan SUN sebagai bentuk larisnya obligasi negara di mata asing. Kepemilikan asing di SUN per 7 Juli 2015 capai 39,48 persen atau Rp 535 triliun. Dari jumlah tersebut, Rp 102,3 triliun dipegang oleh bank sentral asing. Dengan data tersebut pemerintah yakin bahwa investor yang memegang SUN bukan spekulan.
"Walaupun cuma 39 persen, kita mempunyai investor yang sifatnya bukan spekulatif," ungkap Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Robert Pakpahan.
Dia juga mengakui, besaran kepemilikan asing di SUN naik 0,17 persen dibandingkan sehari sebelumnya. Pada tanggal 6 Juli 2015, porsi asing di SUN sekitar 39,31 persen.
"Meskipun ada gonjang-ganjing ekonomi global namun kepemilikan asing ini nambah," katanya dengan bangga.
Menurut pandangan Robert, kepemilikan asing justru menambah likuiditas di pasar utang Indonesia.
"Berarti kita laku. Tidak ada teori ideal besarnya porsi utang asing, namun memang dibanding dengan negara lain kita tergolong tinggi. Sepanjang ekonomi masih kredibel, dan utang termanage dengan baik harusnya tidak usah khawatir," katanya.
LIKE & SHARE
0 Response to "Kepemilikan asing di SUN per 7 Juli 2015 capai 39,48 persen atau Rp 535 triliun"
Posting Komentar