Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumsel menyesalkan sikap arogan anggota polisi yang berinisial IU yang melecehkan profesi jurnalis ketika terlibat percekcokan mulut dengan seorang wartawan media cetak lokal di Palembang (Sumsel) beberapa hari lalu.
Ketua PWI Palembang (Sumsel), Oktav Riyadi mengatakan Presiden Jokowi saja sangat membutuhkan keberadaan wartawan. Karena profesi wartawan sama mulianya dengan profesi yang lain, termasuk juga polisi.
"Jangan sampai menghina profesi. Profesi wartawan itu sungguh mulia. Presiden Jokowi saja membutuhkan wartawan. Kapolri juga percaya sama wartawan," ucap Oktav Riyadi, Senin 5 Oktober 2015.
Oktav Riyadi mengatakan, tidak seharusnya keributan itu disertai dengan menghina profesi. Soalnya, masalah itu bisa diselesaikan secara baik-baik. Apalagi polisi yang menghina menjabat sebagai Babin Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) di Mapolsek Seberang Ulu I Palembang.
"Seharusnya dia memberi contoh yang baik. Kalau sudah begitu, langsung saja dicopot dari jabatannya," jelasnya.
Dikabarkan sebelumnya, tidak diketahui apa penyebabnya, anggota polisi berinisial IU dan istrinya, IP, melempar rumah seorang wartawan media cetak lokal di Palembang, Hasandri Agustiawan (49) menggunakan telur. Tidak cuma itu saja, keduanya juga menganiaya dan mengancam pembunuhan terhadap korban.
Tidak terima diperlakukan seperti itu, Hasandri memutuskan melaporkan kasus ini ke polisi. Kepada petugas, korban mengaku tinggal bertetangga dengan terlapor di Jalan Silaberanti, Komplek Silaberanti Indah, Kelurahan Silaberanti, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang.
Sebelum kejadian tersebut, dia bermaksud menjemput anaknya dari les sekolah, Sabtu 3 Oktober 2015 malam. Ketika keluar dari rumahnya, korban melihat ada orang yang untuk kesekian kalinya melempar telur ke rumahnya. Ternyata, orang tersebut ialah istri anggota polisi tersebut.
"Saya memang mencari tahu siapa yang sering melempar rumah saya pakai telur, tadi malam baru ketahuan. Mereka pelakunya," kata Hasandri ketika melapor ke SPKT Polresta Palembang, Minggu 4 Oktober 2015.
Bukannya takut atau merasa bersalah, katanya, pelaku IP justru malah memaki-maki korban sambil mengarahkan telunjuknya ke wajah korban. Pelaku juga menghina profesi korban sebagai wartawan.
Kemudian pelaku IP memanggil suaminya seorang anggota polisi untuk menganiaya korban. Pelaku IU pun keluar rumah dengan membawa senjata api. Terjadi percekcokan antara mereka sampai korban ditarik paksa keluar rumah oleh kedua pelaku.
"Saya dicakar-cakar di depan rumah saya sendiri, yang laki-laki mengancam akan membunuh pakai pistol itu," katanya.
"Saya tidak tahu ada masalah apa. Karena saya tidak pernah menyinggung mereka. Mereka juga menghina profesi saya sebagai wartawan, tidak tahu apa maksud mereka," pungkasnya.
LIKE & SHARE
0 Response to "Wartawan dihina Polisi di Sumsel, langsung saja dicopot dari jabatannya"
Posting Komentar