Semenjak kompetisi Indonesia Super League (ISL) tahun 2015, penjualan baju atupun atribut para suporter yang bertuliskan rasis telah berkurang. Tapi bukan berarti para penjual merchandise di Bandung tidak mengalami kerugian.
Salah seorang penjual merchandise Persib, Gus Dul mengakui sempat mengalami penurunan keuntungan semenjak pelarangan baju yang berbau rasis. Menurut Gus Dul, t-shirt yang bertuliskan kritik kepada perangkat pertandingan seperti wasit, cukup laku dan banyak diminati oleh para pembeli.
"Karena dirazia, tidak boleh ada baju tulisan rasis. Semenjak ISL 2015 yang diberhentikan. Ya rugi, pendapatan berkurang, karena mengkritisi perangkat pertandingan banyak yang suka, meskipun kata-katanya tidak enak dibaca," ucap Gus Dul di Viking Original Merchandise, Jalan Ahmad Yani, Bandung, Sabtu 3 Oktober 2015.
Gus Dul mengatakan, para bobotoh yang hadir di Stadion Si Jalak Harupat menyaksikan Persib Bandung bertanding, pihak kepolisian melakukan razia. Jika ditemukan, polisi langsung mengingatkan kepada orang yang menggunakan baju bertuliskan rasis tersebut.
"Di Stadion kalau ada pedagang yang menjual itu harus diturunin, tidak boleh dijual. Terus kalau ada yang pakai baju itu, disuruh dilepas atau bajunya dipakai terbalik," ucapnya.
Walaupun begitu, Gus Dul tidak menampik ada sisi positif dari anti rasis tersebut. Gus Dul saat ini lebih memilih menjual baju dengan desain Persib dan para pemainnya.
"Ada sisi positifnya, bobotoh jadi lebih santun. Dan sekarang lebih banyak menjual desain Persib sama pemainnya. Desainnya lebih membakar semangat pemain, jadi lebih menjiwai persibnya sendiri," terangnya.
Akan tetapi, Gus Dul mengaku akan tetap menjual baju maupun t-shirt yang mengkritisi mengenai sepak bola Indonesia atupun perangkat pertandingan. "Tapi saya tetap akan menjual, karena itu yang banyak diminati. Itu juga pesan moral dengan bahasa orang Bandung," tuturnya.
LIKE & SHARE
0 Response to "T-shirt bertuliskan kritik kepada wasit cukup laku dan banyak diminati oleh pembeli"
Posting Komentar