Penanganan pemerintah yang lamban, lagi-lagi bayi meninggal di Palembang karena kabut asap


Bencana kabut asap di Palembang (Sumsel) kembali merenggut nyawa. Sebelumnya bayi berusia 28 hari, Husen, meninggal karena terkena Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) sebab menghirup kabut asap kebakaran hutan, saat ini kejadian yang sama juga terjadi pada bayi perempuan yang bernama Arika Patina Ramadhani (1,3 tahun) yang meninggal karena terpapar asap (ISPA).

Putri pertama dari pasangan Muhammad Bakri (31) dan Asnayanti (27) tersebut sempat dirawat di instalasi gawat darurat (IGD) Rumah Sakit Siti Khadijah, Palembang,(Sumsel) Minggu 11 Oktober 2015, semenjak pukul 07.00 WIB. Nyawanya tidak tertolong setelah dirawat selama sepuluh jam, dan meninggal pada pukul 17.00 WIB.

Meninggalnya korban membuat pihak keluarga sangat terpukul. Apalagi penyebabnya karena kabut asap yang menyelimuti Palembang (Sumsel) semenjak tiga bulan terakhir ini.

"Anak saya demam tinggi. Waktu berobat di klinik, dokter bilang anak saya sakit Pernapasan. Saya bawa ke rumah sakit, namun meninggal dunia, dirawat cuma 10 jam," tutur ayah korban, Muhammad Bakri, Senin 12 Oktober 2015.

Ketika dirawat, Arika Patina Ramadhani (1,3 tahun) mendapatkan sejumlah penanganan dari petugas medis. Mulai dari pemberian obat sampai pemasangan oksigen. Akan tetapi, kondisinya tidak berubah, malah memburuk.

"Kata dokter anak saya sudah parah, terkena infeksi paru-paru karena asap. Kemarin sore meninggal," ungkap Muhammad Bakri ayah korban.

Jenazah Arika Patina Ramadhani (1,3 tahun) sudah dimakamkan oleh pihak keluarga di tempat pemakaman umum (TPU) Kebun Bunga, Palembang,(Sumsel) siang tadi. Tujuh hari ke depan, pihak keluarga menggelar pembacaan Surat Yasin di rumah mereka, di Jalan Swadaya, Lorong Keluarga, Kelurahan Pakjo, Palembang, (Sumsel).
LIKE & SHARE

0 Response to "Penanganan pemerintah yang lamban, lagi-lagi bayi meninggal di Palembang karena kabut asap"