Pentingnya Presiden membuka siapa dalang pembakar hutan agar tidak ada fitnah


Kabut asap karena kebakaran lahan dan hutan di wilayah Sumatera dan Kalimantan sampai saat ini masih terus terjadi. Pemerintah kewalahan dalam mengatasi kabut asap itu.

Ketua Institut Hijau Indonesia Chalid Muhammad mendesak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk bersikap lebih tegas dalam menindak perusahaan-perusahaan pembakar lahan. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya diminta untuk mengumumkan perusahaan-perusahaan dengan terang-terangan ke publik supaya dapat sanksi.

"Dibuka owner siapa-siapa perusahaan itu, sesungguhnya, yang harus diaudit itu owner sesungguhnya. Yang mepunyai data untuk itu tentu PPATK, aliran dana perusahan A kemana saja, kedua bursa efek, harus dilihat, aktivis lingkungan tidak bisa masuk ke sana. Kalau misalnya Sinar Mas, berapa juta hektar Sinar Mas, di atas kertas 2 juta hektar, kemudian Astra berapa juta punya Astra, Wilmar, Sampurna, Bakrie, Luhut Binsar Pandjaitan punya enggak sawit? mereka punya kuasa, kekuatan politik," kata Chalid dalam sebuah diskusi bertajuk "Hentikan Indonesia jadi Tanah Asap Beta!" di Gado-Gado Boplo, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu 24 Oktober 2015.

Menurut Chalid Muhammad, pemilik perusahaan-perusahaan yang membakar lahan dan hutan patut untuk diumumkan.

"Saya kira Jokowi tidak punya sawit, karena dulu pengusaha mebel. Penting presiden membuka supaya tidak ada fitnah. Seolah-olah tampil dipublik anti pembakaran tapi di belakang," imbuhnya.

Chalid Muhammad menjelaskan, sebagian besar kebakaran yang terjadi karena sengaja dibakar oleh perusahaan-perusahaan yang ingin menanam tanaman industri seperti kelapa sawit. Berdasarkan data yang dia terima, masyarakat adat setempat justru kemungkinan kecil sekali dalam pembakaran lahan dan hutan jika dibandingkan oleh perusahaan.

"Data yang dikeluarkan oleh banyak kalangan, apakah Walhi, masyarakat itu menunjukkan kontribusi pembakaran oleh msyarakat adat sangat kecil, tidak sampai 0, sekian persen dibanding hotspot tanaman industri. Ini menunjukkan kebakaran masif terjadi perusahan skala menengah besar," katanya.

Chalid Muhammad juga mengatakan, dalam skala menengah, lahan yang dimiliki orang per orangan merupakan bagian dari jaringan industri perusahaan besar. Korporasi atau perusahaan lebih lihai menyembunyikan owner pemilik lahan.

"Poin saya, ini bukan kebakaran tapi pembakaran. Nah coba dilihat, apinya kok pindah Sulawesi, waktu saya mau berangkat seminggu lalu saya delay. Saya lihat data asap ternyata sebagian besar di Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah industri kelapa sawit marak. Sulawesi itu sedang giat mengikuti jejak Kalimantan dan Sumatera dalam asap, Papua jarang kebakar, sekarang kebakaran, pembakaran ini dilakukan di kelapa sawit dan tanaman industri," terang Chalid Muhammad.
LIKE & SHARE

0 Response to "Pentingnya Presiden membuka siapa dalang pembakar hutan agar tidak ada fitnah"