Nasib baik tidak memihak keluarga miskin yang mempunyai enam anak di India. Si ayah yang bernama Mohammed Nazir (42) cumalah seorang pedagang kelontong yang harus menerima kenyataan pahit, anaknya mengidap lumpuh layu.
Tercatat cuma anak tertua dan termuda saja yang keadannya lebih baik di antara anak Nazir yang rata-rata cuma bisa tiduran.
Nazir frustrasi dengan kondisi keenam putranya tersebut. Dia mengirimkan surat, meminta persetujuan Presiden India Pranab Mukherjee untuk membolehkannya membunuh anak-anaknya tersebut. Dia beralasan tidak sanggup jika harus terus-menerus membiayai pengobatan mereka.
"Pada saat bayi belum terlihat kejangggalan pada mereka, ketika di usia ke empat atau ke lima, tulang-tulang mereka tidak tumbuh secara normal, akibatnya adalah ketidak mampuan mereka berdiri dan berjalan," kata Nazir.
"Saya cuma bisa menyediakan dana 5 ribu rupee atau sekitar Rp 1 juta per bulan untuk membiayai pengobatan mereka, dan saya tidak sanggup jika harus melihat penderitaan mereka secara lagi dan lagi" imbuhnya.
Meskipun secara mental sehat, anak-anak Nazir tersebut menderita kelainan genetika yang disebut Canavan. Salah satu cirinya ialah gangguan pada syaraf, memicu gejala epilepsi, kelumpuhan. serta berkurangnya indera penglihatan dan kemampuan berbicara.
Tabassum (36), ibu enam anak malang tersebut mengaku kehilangan harapan terhadap kelanjutan hidup mereka.
"Itulah alasannya mengapa suami saya menyurati presiden dengan isi seperti itu," ungkapnya.
Keluarga malang ini berharap surat itu mendapat respon baik dari presiden, dan menjadikan titik baru demi penyembuhan anak-anak mereka.
Uphady, seorang dokter ahli, mengatakan jika penyembuhan melalui obat-obatan cuma berlangsung sesaat dan tidak total. Ahli Fisioterapi, Pankaj Singh Rathore, juga menambahkan, dalam kasus tersebut sangat tipis harapan sembuh bagi enam anak malang itu.
Surat Nazir tersebut memicu perdebatan publik soal euthanasia alias kebijakan mengizinkan pasien mengakhiri nyawanya sendiri. Tindakan medis yang sudah biasa dilakukan di negara Barat ini secara etis ditolak oleh penganut Hindu sebagai agama mayoritas di Negeri Sungai Gangga ini (India).
LIKE & SHARE
0 Response to "Orang ini meminta persetujuan Presiden untuk membolehkannya membunuh anak-anaknya"
Posting Komentar