Sikap atau prilaku yang hedonis dikatakan jadi salah satu penyebab korupsi demikian merajalela di Indonesia. Hal itu dikatakan oleh wakil ketua KPK Johan Budi.
Johan Budi juga mengatakan, perkembangan zaman membuat seseorang jadi konsumtif dan terlibat dalam kehidupan yang glamor. Lalu, muncullah nilai di masyarakat bahwa seseorang dihargai didasarkan pada apa yang dikenakan setiap harinya.
"Misalnya, ada istri tersangka yang memiliki tas merk Hermes senilai Rp 960 juta dan itu cuma dimiliki oleh lima tokoh di dunia. Selain itu juga, dia mempunyai merk lain yang harganya juga gila," ungkap Johan Budi.
Contoh yang lain, ada istri tersangka yang tidak mempertanyakan uang dalam jumlah besar yang tiba-tiba didapatkan oleh suaminya yang merupakan pejabat negara. Berdasarkan pengalaman selama di KPK, tidak ada istri yang melarang suaminya berbuat korup.
"Yang tahu langsung melarang itu cuma ada di sinetron saja. Malah biasanya menerima dan mengatakan alhamdulillah," ungkap Johan Budi.
Selain perilaku seperti itu, penyebab korupsi lain ialah kurangnya keteladanan pemimpin negara yang bersih. Indonesia, sebenarnya mempunyai contoh pemimpin yang bersih, yaitu Bung Hatta, jelas Johan Budi.
"Bung Hatta itu, mau beli sepatu saja dia harus menyisihkan gajinya. Sekarang, ada penegak hukum yang merayakan pernikahan anaknya sampai Rp 32 miliar, dia justru mempertontonkan kekayaan dan kekuasaan," ungkap Johan Budi.
Faktor ketiga adalah komitmen pemerintah di segala unsur. Johan Budi menyayangkan masih adanya koruptor yang masa hukumannya jauh dari putusan palu hakim persidangan. Dia juga mengkritik rencana revisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK.
Johan Budi menganggap apa yang jadi poin revisi bukan menguatkan KPK, justru melemahkan. Mereka yang menyetujui, tidak mempunyai komitmen memberantas korupsi secara sistematis, jelas Johan Budi.
LIKE & SHARE
0 Response to "Ada istri tersangka yang memiliki tas merk Hermes senilai Rp 960 juta"
Posting Komentar