Ketika pasokan berlimpah ruah setelah panen, para petani bukan malah mendapatkan untung. Mereka justru mengalami kerugian karena hasil kerja keras mereka dihargai dengan murah. Seperti yang dilakukan oleh petani tomat di Garut. Mereka memilih untuk membuang hasil panen ke jalan daripada menjualnya dengan harga yang sangat murah sekali.
Dikutip dari tulisan yang dibagikan Fikka Selfiana lewat akun Facebook yang diunggah pada hari Senin 10 Agustus 2015. Dia mengunggah sebuah foto tomat yang berserakan dibuang di selokan pinggir jalan raya Cikajang, Garut, Jawa Barat.
Dalam keterangan di foto tersebut, Fikka Selfiana mengaku terkejut. Dia mengira ada kecelakaan truk pengangkut tomat.
"Tapi tunggu ... Qo hampir di sepanjang jalan ya tomat dimana2. Kata suami saya yang emang udah 5 taun tinggal di Garut, kejadian ini emang sengaja, alias para petani sengaja membuang hasil panennya karena ternyata harga tomat kali ini cuma di hargain 200 perak per kilonya.
Dan tau gak? Masih di kota yang sama di sebuah supermarket, harga tomat 200x lipat harganya. Qo dibuang sih? Yaa kl ngejual keluar kan mesti ngeluarin biaya transportasi sedangkan harga jual cuma segitu.
Gak lama dari kejadian itu, saya dikasih sekresek tomat sama tetangga saya, katanya dia juga dapet kiriman dari sodaranya yang petani tomat. Daripada sakit hati 1 keranjang besar cuma di hargain 600 perak, mending di bagi bagiin aja itung2 amal katanya."
Beberapa teman Fikka Selfiana juga turut mengomentari foto tersebut yang menyayangkan kejadian itu. Mereka berharap segera ada solusi untuk para petani supaya tidak membuang hasil panennya karena harganya yang sangat murah sekali.
LIKE & SHARE
0 Response to "Petani tomat buang tomatnya di pinggir jalan karena hanya di hargai Rp 200 per kg "
Posting Komentar