Demokrat kesal atas pernyataan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro yang menilai bahwa pemerintahan era Presiden SBY terlalu terlena dengan kesuksesan dalam menggenjot pertumbuhan ekonomi sampai 6 persen pada tahun 2011. Marwan Asan, wakil Ketua Komisi XI dari Fraksi Demokrat mengatakan, sebagai Menteri Keuangan, seharusnya Bambang Brodjonegoro bersama jajarannya lebih fokus terhadap langkah-langkah strategis antisipasi kondisi ekonomi yang semakin mengkhawatirkan.
"Presiden SBY dan tim sudah menunjukan keberhasilan melewati krisis 2008 dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi ke 3 dunia setelah China dan India," ucap Marwan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis 27 Agustus 2015.
Selama 10 tahun era pemerintahan SBY, imbuh Marwan Asan, ekonomi Indonesia rata-rata tumbuh di atas 6 persen. Selain itu dari sisi nilai tukar diklaim relatif stabil dan inflasi terjaga. "Kemiskinan dan pengangguran menurun dan ini mendapatkan pengakuan dunia internasional," jelasnya.
Marwan Asan mengatakan, SBY percaya terhadap kemampuan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam mengelola pemerintahan. Kepercayaan itu disampaikan oleh SBY dalam akun Twitternya.
"Pernyataan beliau ini sebagai bentuk kontribusi positif untuk negeri ini yang secara langsung memberikan ketenangan kepada pasar dan rakyat Indonesia sehingga keadaan tidak semakin buruk," tambahnya.
Secara khusus Marwan Asan meminta kepada Presiden Jokowi untuk menegur Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro atas pernyataannya itu. "Saya minta Presiden Jokowi menegur keras yang bersangkutan karena telah membuat pernyataan kontraproduktif dan membuat gaduh," jelasnya.
Pada saat sebelumnya, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan perlambatan ekonomi Indonesia memang sudah terjadi sejak 2012. Akan tetapi, saat itu pemerintah dan pelaku usaha tidak segera berbenah.
Menteri Bambang Brodjonegoro mengatakan, pemerintahan era Presiden SBY terlalu terlena dengan kesuksesan menggenjot pertumbuhan ekonomi sampai enam persen pada tahun 2011. Maka saat terjadi pelemahan harga komoditas pada akhir tahun 2012, mereka menganggap hal tersebut cuma sementara.
"Kalau di sini usaha komoditas dinikmati di 2009-2010 dan masalah muncul di akhir 2011 saat itu turun. Hanya orang lupa dan menganggap turunnya sebentar. Ternyata tidak, dan berlanjut sampai hari ini. Karena gelembung stimulasi moneter di negara maju yang berimbas ke ekonomi global masuk ke Indonesia jadi harga naik luar biasa," ucap Menteri Bambang Brodjonegoro di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Kamis 27 Agustus 2015.
Dia menegaskan pemerintah dan pengusaha agak ceroboh dalam melihat kondisi tersebut. Sebenarnya, pemerintah dan pengusaha harus bergerak cepat menyikapi kondisi tersebut supaya tidak meluas ke perlambatan ekonomi yang lebih besar.
Kuncinya ketika itu, lanjut Menteri Bambang Brodjonegoro, tentu dengan tidak lagi mengandalkan komoditas ekspor bahan mentah. "Jadi perlambatan sudah terjadi, intinya kita memang harus bergerak cepat untuk tidak bergantung pada komoditas," tandasnya.
LIKE & SHARE
0 Response to "Jokowi diminta agar menegur Menkeu Bambang Brodjonegoro karena telah membuat pernyataan kontraproduktif dan membuat gaduh"
Posting Komentar