Ray Rangkuti, pengamat politik Lingkar Mardani menilai, bahwa masyarakat seharusnya jeli melihat pokok perdebatan internal antara Menteri Rizal Ramli dengan Wapres Jusuf Kala mengenai mega proyek pembangkit listrik 35.000 megawatt dan rencana pengadaan 12 pesawat Garuda jenis Airbus. Katanya, urusan etis kritik-mengkritik biarkan menjadi kewenangan Presiden Jokowi untuk menilainya.
"Kita tidak usah ribut soal etikanya, biarkan Jokowi yang selesaikan itu tapi kita lihat substansi. Nah, perdebatan ini kan harus lihat substansi bukan etikanya. Kita tidak usah beri saran tapi lebih penting isinya," ucap Ray Rangkuti dalam diskusi bertajuk "Kisruh Istana di Bisnis Negara: Antara Utang dan Kepentingan" di Kedai Kopi Deli Sarinah Jalan Sunda Nomor 7 Menteng Jakpus, Minggu 23 Agustus 2015.
Menurut Ray Rangkuti, apa yang dikritik oleh Rizal tersebut seharusnya membuka mata masyarakat terhadap setiap rencana pembangunan pemerintah. Karena pada dasarnya proyek yang dikelola BUMN tersebut notabene mengandalkan utang luar negeri.
"Apa yang dilakukan Rizal Ramli justru memancing pengetahuan kita. Mungkin kita bangga dengan adanya rencana Pemerintah tentang mega proyek yang nantinya menjadi icon nasional kita. Kita cuma bilang kita hebat juga ya seperti Jepang dan Cina. Padahal ada hal di balik itu yang perlu kita ungkapkan," terangnya.
Imbuh Ray Rangkuti, apa yang dilontarkan Rizal Ramli seharusnya juga menjadi kritik atas JK yang selalu tidak sependapat dengan Jokowi. Dalam hal ini, tegasnya, harus digambarkan secara jelas apa manfaat bagi rakyat dari proyek itu.
"Pak JK juga harus introspeksi diri ketika hal yang sama, dia selalu kritik Jokowi secara terbuka di depan umum. Jadi dia tidak boleh pakai jimat etika. Jadi dia harus jawab dulu bukan soal etikanya," tandasnya.
"Kita tidak usah ribut soal etikanya, biarkan Jokowi yang selesaikan itu tapi kita lihat substansi. Nah, perdebatan ini kan harus lihat substansi bukan etikanya. Kita tidak usah beri saran tapi lebih penting isinya," ucap Ray Rangkuti dalam diskusi bertajuk "Kisruh Istana di Bisnis Negara: Antara Utang dan Kepentingan" di Kedai Kopi Deli Sarinah Jalan Sunda Nomor 7 Menteng Jakpus, Minggu 23 Agustus 2015.
Menurut Ray Rangkuti, apa yang dikritik oleh Rizal tersebut seharusnya membuka mata masyarakat terhadap setiap rencana pembangunan pemerintah. Karena pada dasarnya proyek yang dikelola BUMN tersebut notabene mengandalkan utang luar negeri.
"Apa yang dilakukan Rizal Ramli justru memancing pengetahuan kita. Mungkin kita bangga dengan adanya rencana Pemerintah tentang mega proyek yang nantinya menjadi icon nasional kita. Kita cuma bilang kita hebat juga ya seperti Jepang dan Cina. Padahal ada hal di balik itu yang perlu kita ungkapkan," terangnya.
Imbuh Ray Rangkuti, apa yang dilontarkan Rizal Ramli seharusnya juga menjadi kritik atas JK yang selalu tidak sependapat dengan Jokowi. Dalam hal ini, tegasnya, harus digambarkan secara jelas apa manfaat bagi rakyat dari proyek itu.
"Pak JK juga harus introspeksi diri ketika hal yang sama, dia selalu kritik Jokowi secara terbuka di depan umum. Jadi dia tidak boleh pakai jimat etika. Jadi dia harus jawab dulu bukan soal etikanya," tandasnya.
LIKE & SHARE
0 Response to "Ray Rangkuti : Apa yang dikritik oleh Rizal Ramli tersebut seharusnya membuka mata masyarakat"
Posting Komentar