Rencana pembangunan Dam di malaysia menuai kontroversi

Ilustrasi Dam
Negara Malaysia akan segera mulai pembangunan dam raksasa yang akan merendam sebagian hutan hujan tropis di negara tersebut. Pembangunan tersebut berlokasi di negara bagian Sarawak.

Keberadaan dam yang berada di Sungai Baram tersebut ditentang oleh suku-suku yang mendiami kawasan yang akan terendam, dan diperkirakan sekitar 20.000 penduduk bakal kehilangan tempat tinggalnya. Sebagai perbandingannya, luas lahan yang terendam akan mencapai sekitar separuh dari luas Singapura.

"Konstruksi akan dimulai sesegera mungkin," ungkap Menteri Negara Sarawak dan Pulau Borneo,Adenan Satem.

Pengumuman terkait pembangunan dam itu dinilai sangat mengecewakan penduduk asli yang terkena dampaknya. Para penduduk tersebut berencana melakukan aksi demonstrasi dan melakukan blokade jalan, juga melawan aksi penebangan hutan yang akan menjadi area waduk.

Peter Kallang, Ketua "Save Rivers", sebuah koalisi LSM yang berbasis di Sarawak menolak klaim Adenan, yang pada saat sebelumnya menyatakan proyek tersebut sudah disetujui oleh para penduduk lokal.

Para aktivis tersebut menuding bahwa pemerintah Malaysia melakukan penyuapan dan menekan pemimpin komunitas supaya proyek tersebut disetujui.

"Bagaimana bisa para pemimpin komunitas memberikan dukungannya ketika mereka tidak mendapatkan kompensasi apapun serta tempat tinggal. Mereka selalu mengatakan bahwa tidak ada transparansi sama sekali," ungkap Kallang.

Dam akan dibangun di Sarawak, sebagian besar wilayahnya masih berupa hutan dan dialiri banyak sungai yang deras.

Sarawak merupakan salah satu daerah termiskin di Malaysia, walaupun negara bagian tersebut mempunyai kekayaan alam yang berlimpah. Pemerintah Malaysia membangun dam untuk menyediakan pasokan listrik guna menggerakkan perekonomian di wilayah tersebut.

Tidak kurang, pembangunan dam tersebut juga menarik perhatian mantan Perdana Menteri Inggris Gordon Brown. Dia meminta supaya pembangunan dam tersebut dihentikan.
LIKE & SHARE

0 Response to "Rencana pembangunan Dam di malaysia menuai kontroversi"