Malaysia secara terang-terangan menolak kedatangan ratusan pengungsi etnis Rohingya yang kabur dari pembantaian massal di Myanmar. Tentara Laut Diraja Malaysia menyatakan bahwa pihaknya tidak bersedia untuk menampung ribuan pengungsi Rohingya yang mau mendarat di beberapa pulau wilayah Langkawi.
"Kami tidak akan membiarkan kapal asing masuk, Kecuali kapal rusak dan tenggelam. Angkatan laut akan menyediakan keperluan dan menyuruh mereka pergi," ungkap Laksmana Tan Kok Kwee dari Angkatan Laut Malaysia.
Nasib para pengungsi tersebut semakin tidak pasti saja. Sebelumnya 581 orang yang terdampar di Aceh Utara menolak untuk bertahan di Indonesia. TNI mengklaim bahwa etnis muslim ini cuma mau ke Malaysia hanya untuk mencari pekerjaan mengikuti ratusan rekan-rekan mereka.
Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri Malaysia Alwi Ibrahim menyatakan protes secara halus kepada Myanmar dan Thailand sebab secara tidak langsung memudahkan jalan ribuan warga Rohingya tersebut memasuki perairan mereka.
Malaysia semakin khawatir, mengingat Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) yang bernaung di bawah PBB menyatakan bahwa jumlah pengungsi Rohingya sudah berada di kapal dan menuju ke Malaysia, yang mencapai 8.000 orang. Sementara saat ini 1.158 orang sudah mendarat di Langkawi.
"Untuk memastikan agar tidak terulangnya insiden penyelundupan manusia, kami akan meminta diskusi dengan Bangladesh dan Myanmar," ungkap Alwi.
Rencananya hari ini TNI akan memfasilitasi pemulangan ratusan pengungsi Rohingya ke Selat Malaka setelah sebelumnya terdampar karena kehabisan bahan bakar. Semenjak akhir pekan yang lalu, warga Rohingya tersebut ditampung di Stadion Lhoksukon, Ibu Kota Aceh Utara. Ada sekitar 51 anak-anak dalam rombongan ini.
IOM menyatakan bahwa ribuan warga Rohingya tersebut ditipu oleh calo imigran. Mereka dijanjikan akan bekerja ke Malaysia kemudian diangkut menggunakan kapal. Tapi pada hari Sabtu 9 Mei 2015, timbul masalah karena mereka tidak dibekali dengan dokumen. Angkatan Laut Thailand juga mengusir mereka ke Malaysia dan Indonesia. Sebagian rombongan pengungsi Rohingya terdampar ke Aceh Utara.
TNI mengklaim bahwa mereka tidak akan mengusir warga muslim Rohingya dari Aceh. Soalnya, mereka sendiri yang minta diantar ke perairan Malaysia. "Mereka ke perairan Aceh karena membutuhkan bantuan. Mereka tidak ingin ke Indonesia, mereka hanya ingin ke Malaysia," tutur Jubir TNI Manahan Simorangkir.
LSM Arakan Project mengharapkan negara-negara Asia Tenggara dapat memberikan solusi yang nyata terhadap ribuan warga Rohingya yang saat ini terombang-ambing di laut. Mereka berdesak-desakan di perahu tanpa bahan makanan, air bersih, dan juga obat-obatan.
"Mereka bisa melihat daratan tapi tidak tahu di mana mereka berada. Kita tidak bisa membiarkan orang-orang tersebut mati di laut," ungkap Jubir Arakan Project, Chris Lewa.
Warga muslim Rohingya tersebut tidak bisa pulang ke Myanmar, Tanah Air mereka, karena diusir oleh etnis mayoritas Rakhine yang beragama Buddha. Konflik yang bernuansa sentimen etnis pecah di pesisir Myanmar pada tahun 2012, yang memakan korban ribuan jiwa. Saat konflik pertama kali muncul, Bangladesh yang mayoritas muslim juga tidak mau menampung warga muslim Rohingya.
LIKE & SHARE
0 Response to "Nasib tragis,Muslim Rohingya tidak diterima di Malaysia"
Posting Komentar