Kemajuan wisata syariah diprediksi akan terus berkembang dan membesar di
dunia. Tragisnya, negara dengan mayoritas muslim seperti di Indonesia justru
tidak menyambut potensi ini dengan baik. Negara non muslim justru lebih gencar
mengembangkan wisata syariah.
Direktur Jenderal Pemasaran Pariwisata Kemenparekraf, Esty Reko Astuty
menyebut, negara non muslim sudah menentukan target mereka dalam membuat produk
halal. Mereka membuat wisata halal yang menyeimbangkan spiritual dengan
pekerjaan.
“Non muslim menjadikan negara muslim adalah targetnya. Mereka membuat paket
produk halal, seperti Selandia Baru, Jepang, Eropa hingga Hong Kong. Mereka
membuat wisata halal itu China dan Argentina juga,” ungkap Esty dalam acara
seminar di Hotel Sofyan, Jakarta, Sabtu (27/9).
Esty menargetkan, bahwa ke depannya Indonesia harus gencar mengembangkan dan
mempromosikan pasar wisata syariah. Jika tidak, mungkin muslim yang banyak di
Indonesia hanya akan menjadi target pasar mereka.
“Ada 7 minat khusus yang terus kita tawarkan, ada satu khusus itu wisata
syariah. Trend perkembangannya cukup pesat, mencari gaya hidup sehat dan ramah
lingkungan. Tetap menilai spiritual. Keseimbangan kehidupan dalam
bekerja," ungkapnya.
Potensi nilai pariwisata syariah dunia tahun 2012 menembus angka USD 137
miliar per tahun. Angka ini diprediksi akan terus meningkat sampai dengan USD
181 miliar di tahun 2018.Akan tetapi ini belum digarap serius oleh Indonesia.
LIKE & SHARE
0 Response to "Ternyata Negara non muslim lebih gencar dalam mengembangkan wisata syariah"
Posting Komentar