Seorang perawat yang bernama Niels H (38) mengaku sudah membunuh 30 pasien di Rumah Sakit Delmenhorst, dekat Ibu Kota Berlin, Jerman. Pria ini mulai diadili pada bulan September lalu, sebab terbukti membunuh tiga pasien dan mencoba membunuh lagi dua orang sakit lainnya.
Saat menjalani tes kejiwaan di pengadilan pada Kamis (8/1), Niels mengungkap fakta yang mengejutkan. Korban yang dia bunuh lebih banyak dari perkiraan awal polisi.
Pria sadis ini mengaku telah membunuh 30 orang karena bosan dengan pekerjaannya. Selain itu, dia ingin mempraktikkan kemampuan resusitasi (pacu jantung manual) yang biasanya dikuasai oleh paramedis.
Niels merasa sangat mahir melakukan resusitasi, sehingga puas jika pasien yang dia bikin nyaris mati bisa kembali sadar.
"Pelaku mengerti dia membawa kecemasan dan kesedihan bagi pasien dan keluarganya, tapi dia tetap melakukan hal tersebut," ungkap psikiater yang berbicara dengan perawat itu Konstantin Karyofilis.
Menurut psikiater, pelaku sekarang merasa sangat malu pada ulah bejatnya tersebut. Kepada psikiater, Niels memberikan pasien terutama yang sakit jantung, obat dengan dosis yang mematikan.
"Dia mengatakan dosis tersebut ia berikan supaya si pasien dapat hidup kembali," ungkap Karyofilis di pengadilan.
Semua orang menganggap kematian yang terjadi di klinik tempat si perawat tersebut di Delmenhorst adalah merupakan kematian yang wajar. Mereka merasa para perawat sudah berusaha keras untuk merawat keluarga atau orang lain yang sakit di klinik tersebut. Sampai akhirnya terbongkarnya kasus ini.
"Jika tidak ditindaklanjuti, si pelaku dapat membunuh lebih banyak lagi. Dia sendiri pernah dihukum pada tahun 2008 yang lalu," ungkap hakim pengadilan.
Obat yang dipakai Neils untuk membunuh pasiennya ialah obat Gilurytmal (Ajmaline) yang biasanya digunakan kepada penderita sakit jantung. Obat ini disimpan dan digunakan dibawah kontrol yang ketat karena dapat menyebabkan kematian jika dosis yang dipakai melebihi batas.
Kasus ini mirip dengan tindakan sadis Daniela Poggiali di Italia pada tahun lalu. Perawat wanita tersebut terungkap menyuntik mati 38 pasien karna merasa mereka berisik. Daniela diduga mempunyai gangguan jiwa, karena sempat berfoto dengan satu jenazah yang belum lama dia suntik mati.
Saat menjalani tes kejiwaan di pengadilan pada Kamis (8/1), Niels mengungkap fakta yang mengejutkan. Korban yang dia bunuh lebih banyak dari perkiraan awal polisi.
Pria sadis ini mengaku telah membunuh 30 orang karena bosan dengan pekerjaannya. Selain itu, dia ingin mempraktikkan kemampuan resusitasi (pacu jantung manual) yang biasanya dikuasai oleh paramedis.
Niels merasa sangat mahir melakukan resusitasi, sehingga puas jika pasien yang dia bikin nyaris mati bisa kembali sadar.
"Pelaku mengerti dia membawa kecemasan dan kesedihan bagi pasien dan keluarganya, tapi dia tetap melakukan hal tersebut," ungkap psikiater yang berbicara dengan perawat itu Konstantin Karyofilis.
Menurut psikiater, pelaku sekarang merasa sangat malu pada ulah bejatnya tersebut. Kepada psikiater, Niels memberikan pasien terutama yang sakit jantung, obat dengan dosis yang mematikan.
"Dia mengatakan dosis tersebut ia berikan supaya si pasien dapat hidup kembali," ungkap Karyofilis di pengadilan.
Semua orang menganggap kematian yang terjadi di klinik tempat si perawat tersebut di Delmenhorst adalah merupakan kematian yang wajar. Mereka merasa para perawat sudah berusaha keras untuk merawat keluarga atau orang lain yang sakit di klinik tersebut. Sampai akhirnya terbongkarnya kasus ini.
"Jika tidak ditindaklanjuti, si pelaku dapat membunuh lebih banyak lagi. Dia sendiri pernah dihukum pada tahun 2008 yang lalu," ungkap hakim pengadilan.
Obat yang dipakai Neils untuk membunuh pasiennya ialah obat Gilurytmal (Ajmaline) yang biasanya digunakan kepada penderita sakit jantung. Obat ini disimpan dan digunakan dibawah kontrol yang ketat karena dapat menyebabkan kematian jika dosis yang dipakai melebihi batas.
Kasus ini mirip dengan tindakan sadis Daniela Poggiali di Italia pada tahun lalu. Perawat wanita tersebut terungkap menyuntik mati 38 pasien karna merasa mereka berisik. Daniela diduga mempunyai gangguan jiwa, karena sempat berfoto dengan satu jenazah yang belum lama dia suntik mati.
LIKE & SHARE
0 Response to "Manusia aneh,sudah bosan kerja malah bunuh 30 orang pasien"
Posting Komentar