Hampir tiap hari RSUD Sultan Imanuddin Pangkalanbun Kalimantan Tengah (Kalteng) menerima kedatangan jenazah korban kecelakaan AirAsia QZ8501. Di rumah sakit tersebut setiap jenazah mendapatkan perlakuan khusus. Mereka diletakan di dalam peti supaya tidak mengeluarkan bau pada saat di kirim ke Surabaya.
"Kami bungkus properti atau bagian tubuh yang terlepas, tutup dengan plastik rapat, dan dilakban. Karena proses pembusukan akan mengeluarkan cairan tubuh dan ditakutkan akan menetes ke peti dan keluar lalu mengganggu proses penerbangan," ungkap Dokter Spesialis Forensik dari DVI Polri AKBP Summy Hastry Purwanti di Lanud Iskandar Pangkalanbun, Kalimantan Tengah, Kamis (8/1).
Katanya, jika cairan tubuh yang rusak tersebut sampai menetes keluar maka akan membuat bau tidak sedap di dalam pesawat. Akibatnya membuat pilot pesawat tidak bisa konsentrasi secara penuh dalam mengendalikan pesawatnya.
"Tidak semua pilot kuat dengan bau itu. Makanya ditutup dengan plastik wrap seperti divakum," jelasnya.
Menurutnya, tubuh manusia memang tidak akan kuat berada di dalam air laut puluhan hari. Daging yang melekat pada tulang akan terlepas secara perlahan-lahan.
"Kalau sudah begini seluruh jaringan lunak akan lepas. Kulit akan lepas tinggal tulang belulang, treatmennya sangat hati-hati," ungkapnya.
Dia mengakui apabila jenazah yang ditemukan sebagian besar tidak bisa diidentifikasi dengan menggunakan sidik jari. Identifikasi jenazah menggunakan alternatif lain yaitu bentuk tulang panjang.
"Identifikasi yang paling mungkin secara medis atau secara forensik dari tulang panjang bisa kita ketahui jenis kelamin, usia dan ras. Setelah itu kita periksa lengkap dari dalam bagian tubuh, mungkin ada ciri sesuatu, kalau perempuan mungkin sudah melahirkan atau pernah operasi usus buntu," ungkapnya.
Dalam proses pemetian ini tidak ada sedikitpun penggunaan bahan kimia tertentu. Jenazah juga hanya dimasukkan dalam lemari es jika terpaksa harus menginap di RSUD Sultan Imanuddin.
"Tidak ada cairan kimia. Pakai cold storage minus 20 derajat dan sejauh ini ada satu cold storage tapi bisa muat banyak," jelasnya.
"Kami bungkus properti atau bagian tubuh yang terlepas, tutup dengan plastik rapat, dan dilakban. Karena proses pembusukan akan mengeluarkan cairan tubuh dan ditakutkan akan menetes ke peti dan keluar lalu mengganggu proses penerbangan," ungkap Dokter Spesialis Forensik dari DVI Polri AKBP Summy Hastry Purwanti di Lanud Iskandar Pangkalanbun, Kalimantan Tengah, Kamis (8/1).
Katanya, jika cairan tubuh yang rusak tersebut sampai menetes keluar maka akan membuat bau tidak sedap di dalam pesawat. Akibatnya membuat pilot pesawat tidak bisa konsentrasi secara penuh dalam mengendalikan pesawatnya.
"Tidak semua pilot kuat dengan bau itu. Makanya ditutup dengan plastik wrap seperti divakum," jelasnya.
Menurutnya, tubuh manusia memang tidak akan kuat berada di dalam air laut puluhan hari. Daging yang melekat pada tulang akan terlepas secara perlahan-lahan.
"Kalau sudah begini seluruh jaringan lunak akan lepas. Kulit akan lepas tinggal tulang belulang, treatmennya sangat hati-hati," ungkapnya.
Dia mengakui apabila jenazah yang ditemukan sebagian besar tidak bisa diidentifikasi dengan menggunakan sidik jari. Identifikasi jenazah menggunakan alternatif lain yaitu bentuk tulang panjang.
"Identifikasi yang paling mungkin secara medis atau secara forensik dari tulang panjang bisa kita ketahui jenis kelamin, usia dan ras. Setelah itu kita periksa lengkap dari dalam bagian tubuh, mungkin ada ciri sesuatu, kalau perempuan mungkin sudah melahirkan atau pernah operasi usus buntu," ungkapnya.
Dalam proses pemetian ini tidak ada sedikitpun penggunaan bahan kimia tertentu. Jenazah juga hanya dimasukkan dalam lemari es jika terpaksa harus menginap di RSUD Sultan Imanuddin.
"Tidak ada cairan kimia. Pakai cold storage minus 20 derajat dan sejauh ini ada satu cold storage tapi bisa muat banyak," jelasnya.
LIKE & SHARE
0 Response to "Cara RS agar jenazah AirAsia tidak mengeluarkan bau"
Posting Komentar