Sandiwara Tuan Putri yang menipu Rakyat


Melihat lagi ke belakang. Ketegangan yang menghiasi rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat pada Sabtu dini hari, 31 Maret 2012.

Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dipimpin oleh ketua fraksi mereka, Puan Maharani, meninggalkan ruang sidang sambil menangis. Mereka menolak rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi (BBM).

Sikap mereka sejalan dengan slogan partai berlambang kepala banteng tersebut, yakni membela wong cilik (rakyat kecil). Selama satu dasawarsa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), PDIP menjadi partai terdepan yang menolak tiga kali kenaikan bahan bakar bersubsidi.

Konsistensi mereka, termasuklah Puan maharani, terjaga setahun kemudian. Mereka bahkan sampai mengeluarkan buku putih soal penolakan atas kenaikan BBM. Di dalam sana dijelaskan pula jurus-jurus PDIP supaya bahan bakar bersubsidi tidak perlu untuk dinaikkan.

Tapi itu dahulu, sebelum PDIP berkuasa di Negeri ini. Setelah partai mereka menang dalam pemilihan umum tahun ini dan calon presiden yang mereka usung, Joko Widodo (Jokowi), terpilih, partai besutan Megawati Soekarnoputeri ini pun mengubah haluannya.

Dengan alasan yang serupa dikemukakan pemerintahan Yudhoyono, Joko Widodo pada Senin malam pekan lalu menaikkan harga bahan bakar bersubsidi, bensin naik dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500 dan solar naik dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500.

Duet Jokowi dan JK selalu sesumbar kekuasaan mereka buat rakyat tapi nyatanya malah membebani rakyat. Mereka beralasan pencabutan subsidi bahan bakar untuk dialihkan ke pembangunan infrastruktur agar roda perekonomian bergerak lebih cepat dan lebih baik. Pemerintah mengklaim kenaikan harga bahan bakar tersebut menghemat anggaran Rp 100 triliun.

Perbedaannya kali ini, tidak ada perdebatan sengit di Senayan. Konflik antara koalisi pro-Joko Widodo dan pendukung Prabowo Subianto masih bergulir. Ini kelanjutan dari persaingan dua elite tersebut dalam pemilihan presiden.

Tentu saja yang pantas menjadi sorotan adalah Puan maharani, sering disebut tuan puteri di kalangan internal PDIP. Dia tidak muncul di istana pada saat Joko Widodo mengumumkan kenaikan harga komoditas menyangkut hajat hidup orang banyak tersebut.

Ternyata air mata tuan putri adalah air mata buaya.
LIKE & SHARE

0 Response to "Sandiwara Tuan Putri yang menipu Rakyat"