Wakil Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR Herman Khaeron curiga, kenaikan BBM subsidi yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pesanan SPBU asing. Hal ini dilakukan supaya harga BBM lokal dengan asing bisa kompetitif, apabila subsidi BBM dikurangi oleh pemerintah.
Herman merasa heran dengan penarikan subsidi BBM yang dilakukan Presiden Jokowi. Karena, harga minyak dunia saat ini sedang turun di bawah asumsi batas subsidi yaitu USD 105 per barel. Minyak dunia pada saat ini di bawah USD 80 per barel.
"Kemudian kita masih ingat bahwa baru saja rakyat juga dibebani oleh kenaikan harga gas elpiji dan tarif dasar listrik, yang dalam teori ekonomi pasti berefek domino, berpengaruh sekali terhadap sendi-sendi perekonomian lainnya," terang Herman.
Herman sangat yakin,bahwa kenaikan harga BBM ini akan semakin menyengsarakan rakyat. Wakil Ketua Komisi IV DPR bidang pangan dan pertanian ini menyatakan bahwa biaya hidup rakyat semakin meningkat dengan adanya kenaikan harga BBM.
"Dampak yang ditimbulkannya juga jelas bahwa kenaikan harga BBM akan memicu kenaikan harga-harga lainnya termasuklah biaya transportasi, harga pangan, biaya bertani semakin meningkat, biaya nelayan melaut mahal dan secara umum beban hidup masyarakat dipastikan meningkat. Dipastikan pula jumlah rakyat miskin akan meningkat," terangnya.
Dia juga mempertanyakan, apa sebetulnya kompensasi yang diberikan oleh pemerintah atas kenaikan harga BBM ini. Dia sangat menyayangkan apabila Presiden Jokowi tidak beri kompensasi terhadap rakyat miskin secara merata diseluruh Indonesia.
"Seharusnya untuk menaikkan harga BBM, disertai dengan langkah-langkah pasti antisipasi berbagai kemungkinan yang diakibatkannya termasuk program perlindungan dan kompensasi untuk rakyat miskin dan kurang mampu. Jangan sampai kenaikan harga BBM ini juga adalah pesanan SPBU asing dan pesanan negara-negara kapitalis, supaya usaha mereka di Indonesia lebih kompetitif, tetapi pada saat yang sama kebijakan ini membebani rakyat," tegasnya.
Herman merasa heran dengan penarikan subsidi BBM yang dilakukan Presiden Jokowi. Karena, harga minyak dunia saat ini sedang turun di bawah asumsi batas subsidi yaitu USD 105 per barel. Minyak dunia pada saat ini di bawah USD 80 per barel.
"Kemudian kita masih ingat bahwa baru saja rakyat juga dibebani oleh kenaikan harga gas elpiji dan tarif dasar listrik, yang dalam teori ekonomi pasti berefek domino, berpengaruh sekali terhadap sendi-sendi perekonomian lainnya," terang Herman.
Herman sangat yakin,bahwa kenaikan harga BBM ini akan semakin menyengsarakan rakyat. Wakil Ketua Komisi IV DPR bidang pangan dan pertanian ini menyatakan bahwa biaya hidup rakyat semakin meningkat dengan adanya kenaikan harga BBM.
"Dampak yang ditimbulkannya juga jelas bahwa kenaikan harga BBM akan memicu kenaikan harga-harga lainnya termasuklah biaya transportasi, harga pangan, biaya bertani semakin meningkat, biaya nelayan melaut mahal dan secara umum beban hidup masyarakat dipastikan meningkat. Dipastikan pula jumlah rakyat miskin akan meningkat," terangnya.
Dia juga mempertanyakan, apa sebetulnya kompensasi yang diberikan oleh pemerintah atas kenaikan harga BBM ini. Dia sangat menyayangkan apabila Presiden Jokowi tidak beri kompensasi terhadap rakyat miskin secara merata diseluruh Indonesia.
"Seharusnya untuk menaikkan harga BBM, disertai dengan langkah-langkah pasti antisipasi berbagai kemungkinan yang diakibatkannya termasuk program perlindungan dan kompensasi untuk rakyat miskin dan kurang mampu. Jangan sampai kenaikan harga BBM ini juga adalah pesanan SPBU asing dan pesanan negara-negara kapitalis, supaya usaha mereka di Indonesia lebih kompetitif, tetapi pada saat yang sama kebijakan ini membebani rakyat," tegasnya.
LIKE & SHARE
0 Response to "Partai Demokrat curigai Jokowi naikkan BBM karena pesanan SPBU asing"
Posting Komentar