Kritik tajam terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait penunjukan Jaksa Agung terus berdatangan. Kali ini kritik datang dari Pusat Kajian Anti Korupsi (Pukat) UGM. Selain dipandang tidak kompeten dan dipertanyakan integritasnya, HM Prasetyo, Jaksa Agung terpilih juga dianggap tidak akan bisa berpihak pada keadilan.
Direktur Pukat UGM, Zainal Arifin Mochtar mengatakan bahwa pihak Pukat UGM sangat berharap Jokowi-JK merevisi kebijakannya. Dia mengharapkan Jokowi mengumumkan pada rakyat bahwa telah salah tulis nama Jaksa Agung karena khilaf.
"Kami sih berharap Jokowi bilang, "waduh saya salah tulis nama Jaksa Agung. Saya minta maaf kepada rakyat" tapi kayaknya ya nggak mungkin ya?" ungkap Zainal.
Harapan Pukat terkesan guyon, akan tetapi menurut Zainal, Jokowi memang harus memberi penjelasan kepada rakyat alasan dipilihnya Prasetyo. Pada saat menjabat sebagai Jampidum pada tahun 2006, Prasetyo tidak mempunyai prestasi yang cukup menonjol. Anggota DPR 2014-2019 ini juga tergolong kurang gagasan dalam pemberantasan korupsi dan pembaruan di korps Adiyaksa.
"Hal itu makin menguatkan masyarakat bahwa HM Prasetyo dipilih tidak lebih karna dirinya adalah seorang politisi dari Partai NasDem. Yang terkesan ada politik transaksional dalam ditunjuknya Prasetyo. Oleh sebab itu Presiden Jokowi harus menjelaskan kepada rakyat soal penunjukannya itu," jelasnya.
Prasetyo sendiri merupakan politisi dari Partai NasDem yang juga menjadi anggota DPR 2014-2019. Dia juga pernah menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Tinggi pada periode 2003-2005, Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum (Jampidum) Kejaksaan Agung RI, dan Direktur Upaya Hukum Eksekusi dan Eksaminasi Kejaksaan Agung RI.
Direktur Pukat UGM, Zainal Arifin Mochtar mengatakan bahwa pihak Pukat UGM sangat berharap Jokowi-JK merevisi kebijakannya. Dia mengharapkan Jokowi mengumumkan pada rakyat bahwa telah salah tulis nama Jaksa Agung karena khilaf.
"Kami sih berharap Jokowi bilang, "waduh saya salah tulis nama Jaksa Agung. Saya minta maaf kepada rakyat" tapi kayaknya ya nggak mungkin ya?" ungkap Zainal.
Harapan Pukat terkesan guyon, akan tetapi menurut Zainal, Jokowi memang harus memberi penjelasan kepada rakyat alasan dipilihnya Prasetyo. Pada saat menjabat sebagai Jampidum pada tahun 2006, Prasetyo tidak mempunyai prestasi yang cukup menonjol. Anggota DPR 2014-2019 ini juga tergolong kurang gagasan dalam pemberantasan korupsi dan pembaruan di korps Adiyaksa.
"Hal itu makin menguatkan masyarakat bahwa HM Prasetyo dipilih tidak lebih karna dirinya adalah seorang politisi dari Partai NasDem. Yang terkesan ada politik transaksional dalam ditunjuknya Prasetyo. Oleh sebab itu Presiden Jokowi harus menjelaskan kepada rakyat soal penunjukannya itu," jelasnya.
Prasetyo sendiri merupakan politisi dari Partai NasDem yang juga menjadi anggota DPR 2014-2019. Dia juga pernah menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Tinggi pada periode 2003-2005, Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum (Jampidum) Kejaksaan Agung RI, dan Direktur Upaya Hukum Eksekusi dan Eksaminasi Kejaksaan Agung RI.
LIKE & SHARE
0 Response to "Pukat UGM : Kami ingin Presiden Jokowi meminta maaf karena salah tulis Jaksa Agung"
Posting Komentar