Pertamina sudah berencana lagi menaikkan harga jual LPG 12 kg sebesar Rp 1.500 per kg pada awal tahun depan.Pemerintah selalu punya rencana untuk menaikkan harga-harga yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat,beberapa bulan yang lalu saja sudah naik yang namanya gas elpiji.Untuk yang 12 kg pertama harganya Rp 120.000,setelah naik beberapa bulan yang lalu naik menjadi Rp 140.000.Coba bayangkan berapa naiknya pak JK...? MIKIR...kata cak Lontong. Wakil Presiden, Jusuf Kalla mengatakan, rencana Pertamina menaikkan harga LPG 12 kg tidak perlu berkonsultasi dengan pemerintah.
Menurut JK, LPG 12 kg tidak termasuk dalam daftar barang yang disubsidi pemerintah. "Itukan kalau 12 kilo itu produk yang dijual bebas, jadi Pertamina dapat menentukannya sendiri. Itu produk komersial yang tidak masuk dalam subsidi. Yang diatur pemerintah itu yang 3 kg," kata JK di Kantor Wapres, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (16/12).Pak JK enak ngomongnya,kalau pembagian tabung 3 kg tempo dulu gak dapat bagaimana...?
JK menegaskan, LPG 12 kg diperuntukkan bagi masyarakat kelas menengah ke atas. Oleh karena itu, kenaikan harga relatif tidak berpengaruh terhadap daya beli masyarakat kelas menengah ke atas.
"LPG yang 12 kilo sebenarnya umumnya dikonsumsi oleh orang yang mampu, ya kan. Jadi kalau kenaikan sedikit atau apapun ya tentu tidak banyak pengaruhnya. Pasti ada pengaruhnya tapi tidak banyak karena itu umumnya dipakai oleh orang mampu atau restoran. Orang gedongan itu, ya. Kalau itu pula mau disubsidi kelewatan kita. Gitukan, yang 50 kilo," ungkap JK.
Kenaikan harga LPG 12 kg sebesar Rp 1.500 per kg berpotensi menyebabkan masyarakat pengguna LPG 12 kg migrasi ke LPG 3 kg. JK mengatakan, pemerintah berharap masyarakat mampu tidak melakukan migrasi.
"Tentu kita harapkan orang mampu tidak, kalau migrasi itu juga bisa akibatnya tidak efisien, nanti setiap hari musti ganti. Kalau 12 kg seminggu sekali gantinya kan," ungkap JK.
Pemerintah belum memikirkan untuk menaikkan harga LPG 3 kg.Naikkan saja semuanya wahai pemerintah.
Menurut JK, LPG 12 kg tidak termasuk dalam daftar barang yang disubsidi pemerintah. "Itukan kalau 12 kilo itu produk yang dijual bebas, jadi Pertamina dapat menentukannya sendiri. Itu produk komersial yang tidak masuk dalam subsidi. Yang diatur pemerintah itu yang 3 kg," kata JK di Kantor Wapres, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (16/12).Pak JK enak ngomongnya,kalau pembagian tabung 3 kg tempo dulu gak dapat bagaimana...?
JK menegaskan, LPG 12 kg diperuntukkan bagi masyarakat kelas menengah ke atas. Oleh karena itu, kenaikan harga relatif tidak berpengaruh terhadap daya beli masyarakat kelas menengah ke atas.
"LPG yang 12 kilo sebenarnya umumnya dikonsumsi oleh orang yang mampu, ya kan. Jadi kalau kenaikan sedikit atau apapun ya tentu tidak banyak pengaruhnya. Pasti ada pengaruhnya tapi tidak banyak karena itu umumnya dipakai oleh orang mampu atau restoran. Orang gedongan itu, ya. Kalau itu pula mau disubsidi kelewatan kita. Gitukan, yang 50 kilo," ungkap JK.
Kenaikan harga LPG 12 kg sebesar Rp 1.500 per kg berpotensi menyebabkan masyarakat pengguna LPG 12 kg migrasi ke LPG 3 kg. JK mengatakan, pemerintah berharap masyarakat mampu tidak melakukan migrasi.
"Tentu kita harapkan orang mampu tidak, kalau migrasi itu juga bisa akibatnya tidak efisien, nanti setiap hari musti ganti. Kalau 12 kg seminggu sekali gantinya kan," ungkap JK.
Pemerintah belum memikirkan untuk menaikkan harga LPG 3 kg.Naikkan saja semuanya wahai pemerintah.
LIKE & SHARE
0 Response to "Yang pakai umumnya orang gedongan"
Posting Komentar