"Perempuan Palestina dan anak-anak dibunuh saat mereka tidur di
rumah mereka, saya jarang melihat cedera ringan," kata Abuwarda.
Bau anyir darah, orang
terluka dengan bagian tubuh tak utuh, dan kepanikan, merupakan
pemandangan yang sehari-hari dihadapi Dokter Bassel Abuwarda di Rumah
Sakit Al Shifa, Gaza, Palestina. Langkahnya selalu tergesa. Apalagi saat
berada di ruang gawat darurat untuk menyelamatkan nyawa korban
kebrutalan serangan Israel.
Dokter umum itu mencoba mengeluarkan kalimat tegas untuk menceritakan
kondisi menyedihkan tersebut. Namun seolah suaranya tersumbat di
kerongkongan. Kata demi kata dia keluarkan dengan tergagap. Sambil
mencari-cari istilah tepat untuk menggambarkan kondisi warga Palestina
yang menjadi korban senjata-senjata Israel.
"Saya tidak meminta, tidak. Saya mengemis kepada dunia untuk membantu
kami menghentikan pembantaian yang sekarang terjadi di Gaza.
Orang-orang sekarat setiap hari," kata Abuwarda dikutip Dream dari Al Arabiya, Rabu 6 Agustus 2014.
Sejak gempuran Israel pada awal Juli silam, sudah 1.830 warga
Palestina tewas. Perempuan dan anak-anak tak luput dari serangan kejam
tentara zionis. "Perempuan Palestina dan anak-anak dibunuh saat mereka
tidur di rumah mereka, saya jarang melihat cedera ringan," kata dia.
Kondisi para korban serangan Israel sungguh memprihatinkan. Para
korban, baik yang terluka maupun sudah meningal, datang ke rumah sakit
tanpa potongan tubuh mereka.
Seminggu yang lalu, Rumah Sakit Al Shifa giliran menjadi target rudal
Israel. Setidaknya sepuluh orang, termasuk anak-anak, tewas dalam
serangan udara tersebut. Seorang dokter dari organisasi internasional,
Without Borders atau Médecins Sans Frontières (MSF), Tommaso Fabbri,
mengutuk serangan itu.
"Menarget rumah sakit dan lingkungannya tidak dapat diterima. Itu
merupakan pelanggaran terhadap hukum kemanusiaan internasional," tutur
dia.
"Apapun kondisinya, fasilitas kesehatan dan tenaga medis harus
dilindungi dan dihormati. Tapi di Gaza saat ini, rumah sakit tidak
seaman seperti seharusnya," tambah Fabbri.
LIKE & SHARE
0 Response to "Jerit Hati Dokter Gaza: Saya Mengemis Kepada Dunia, Bantu Kami"
Posting Komentar