Ribuan orang dari Wuhan, pusat dari wabah virus corona memilih untuk eksodus ke sejumlah negara.
Setidaknya, ada empat negara yang menjadi favorit mereka untuk kabur, hingga waktu yang tidak ditentukan.
Empat diantaranya adalah Thailand, Hong Kong, Singapura dan Jepang. Sementara, satu provinsi dalam negeri yang menjadi favorit mereka adalah Provinsi Henan, hanya dua jam dari Wuhan.
Menurut Walikota Wuhan, Zhou Xianwang, sebanyak 5 juta orang telah pergi dari kota tersebut.
Itu artinya, Wuhan kini hanya ditinggali separuh dari populasi yang mencapai 11 juta penduduk.
Alasan mereka tentu saja, menghindari penyebaran virus corona di tubuh mereka.
China Business News, media keuangan di China mengatakan, Thailand merupakan negara asing terfavorit untuk warga Wuhan, khususnya saat libur tahun baru, dari 30 Desember hingga 22 Januari.
Menurut data, kurang lebih 11 ribu orang terbang ke Bangkok dan turun di Bandara Suvarnabhumi. Sementara, 9 ribu lainnya turun di Bandara Internasional Don Mueang.
Lebih lanjut, Bandara Changi Singapura menerima kedatangan 10.680 warga Wuhan dan Bandara Internasional Narita di Tokyo sebanyak 9.080 orang. 7.000 lainya terbang ke Hong Kong.
Jika dihitung secara domestik, di dataran China sendiri, setidaknya ada 3 provinsi yang menerima banyak migran dari Wuhan, yakni Provinsi Henan, Hunan dan Anhui. Ini terlihat dari maps Baidu.
Di Provinsi Henan, kota yang menjadi favorit mereka adalah Xinyang, Nanyang,Zhumadian, Zhoukou dan Shangqiu. Di Hubei sendiri, Kota Xiaogan dan Huanggang cukup popular di mata mereka.
untuk menghabiskan waktu bersama keluarga ketika masa liburan. Mereka biasanya akan pergi ke negara di Asia Tenggara.
Maka, Kedutaan Besar China di Thailand telah mewanti-wanti warganya untuk mengikuti prosedur karantina di bandara Thailand.
Mereka juga diminta untuk membuat daftar perjalanan baru. Sebab, banyak penerbangan antar kedua negara yang telah dibatalkan.
Di belahan dunia lain, tepatnya di Kepulauan Pasifik, sejumlah negara telah mengeluarkan peraturan yang ketat terkait kedatangan warga China.
Di negara Pulau Marshall misalnya, siapapun yang datang atau transit dari China, wajib dikarantina selama 14 hari sebelum diperbolehkan masuk ke negara tersebut.
Peraturan ini juga dilakukan oleh Samoa. Bahkan, di Samoa, enam warga China ditolak untuk masuk ke negara itu setelah gagal memenuhi persyaratan.
Sementara itu, investor harus siap untuk berita buruk lebih lanjut tentang virus corona dalam beberapa minggu ke depan, menurut laporan BBC.
"Virus ini menyebar dan ada kemungkinan kuat bahwa lebih banyak orang akan kehilangan nyawanya sebelum menyebar," katanya.
"Investor harus melihat apakah penularan nyata akan terjadi di kursi pasar barat penting, seperti New York, London, Paris,” tambahnya lagi.
Tapi dia menganggap "volatilitas mungkin menjadi peluang taktis bagi mereka yang menunggu untuk membeli dengan harga lebih rendah,”
Dia menambahkan, "Wabah ini berpotensi menjadi yang kedua dalam ekspansi keuangan ini, setelah flu H1N1 2009-10 menyebabkan kematian 18.000 orang di seluruh dunia,”
Tak hanya itu, harga minyak terus turun dan sekarang turun 3,55% menjadi USD 58,55 per barel.
Harga minyak mentah Brent telah kehilangan sekitar USD 6 per barel rata-rata sejak 20 Januari, karena tumbuhnya kekhawatiran tentang dampak potensial dari virus corona.
"China adalah sumber tunggal terbesar konsumsi minyak baru dan ini akan tetap menjadi kasus dalam waktu dekat," kata Cailin Birch, ekonom global di The Economist Intelligence Unit seperti dikutip BBC.
Menurutnya, dampak ekonomi dari virus corona akan tergantung pada seberapa cepat pihak berwenang mengambil langkah efektif untuk menyelesaikan masalah ini.
"Pengalaman wabah penyakit sebelumnya, termasuk SARS pada 2002-2003, menunjukkan bahwa pengeluaran konsumen dapat terkena dampak negatif dalam dua-tiga bulan ke depan, tetapi ini kemungkinan akan dikompensasi untuk akhir tahun ini,” tandasnya.
Source : tribunjogja.com
LIKE & SHARE
0 Response to "5 Juta Warga Wuhan Eksodus Hindari Wabah Virus Corona, 4 Negara Ini Jadi Tujuan Untuk Kabur"
Posting Komentar