Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso 'berseteru' dengan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita terkait urusan impor beras. PAN menyayangkan kekisruhan.
Anggota Dewan Kehormatan PAN Dradjad Wibowo menilai kekisruhan Buwas dan Enggar menjadi publikasi negatif bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi). Apalagi perdebatan keduanya terkait kebijakan impor beras yang dilakukan pemerintah.
"Jika sudah tahu impornya kebanyakan, kenapa tidak dikurangi? Jadi ada masalah kompetensi pemerintah," ujar Dradjad, kepada detikcom, Rabu (19/9/2018).
'Perseteruan' Buwas dan Enggar, menurut Dradjad, juga membuktikan rumor kerasnya benturan kepentingan antar sesama pembantu presiden. Hal itu dapat ditafsirkan adanya proxy war antar para tokoh besar di sekitar pak Jokowi.
"Kita kan paham mas Buwas itu dekat dengan siapa, sementara bang Enggar dengan siapa. Benar atau tidak, lagi-lagi hal ini menjadi publikasi negatif bagi Pak Jokowi," katanya.
Selain itu, menurut Dradjad, kekisruhan tersebut membuktikan adanya kerusakan komunikasi antara keduanya. Sebab, jika sinergitas terjalin antara dua institusi negara itu maka perdebatan panas keduanya tak akan terjadi.
"Jika chemistry mereka bagus, apa sulitnya saling menelepon dan mencari solusi berdua. Yang terjadi malah mereka saling tikam di media," ujar Dradjad.
"Jokowi dan Prabowo saja tidak ribut seperti itu," sambungnya.
Dradjad meminta Jokowi untuk turun tangan mengatasi persoalan ini. Meskipun menurutnya hal itu sudah terlambat.
"Apakah Presiden harus segera turun tangan? Jelas. Sudah telat malah," kata Dradjad.
Di sisi lain, Dradjad menilai, kekisruhan Buwas vs Mendag ini menguntungkan Prabowo-Sandiaga sebagai lawan Jokowi nanti di Pilpres 2019. Mengingat isu impor beras merupakan isu seksi yang dapat dijadikan senjata dalam kampanye.
"Kubu Prabowo-Sandi sangat diuntungkan oleh keributan ini. Tanpa kami harus bicara keras, kelemahan pemerintahan pak Jokowi sudah dibuka oleh anak buahnya sendiri. Masalah impor beras juga sangat seksi untuk menjadi isu kampanye," tuturnya.
Kegaduhan antara Buwas dan Enggartiasto berawal dari Bulog yang mengeluhkan penuhnya gudang untuk menyimpan beras impor. Keluhan itu ditanggapi Enggartiasto dengan mengatakan bahwa penuhnya gudang bukan urusan kementerian.
Tak terima, Buwas berang, hingga membawa-bawa kosakata 'matamu' di tengah perdebatan soal impor tersebut. Buwas mengatakan, bahwa sesama institusi negara haruslah bersinergi dan saling membantu.
Pengamat kemudian menilai Jokowi harus turun tangan mengatasi kekisruhan dua pejabat negara itu. Mengingat, kegaduhan ini terjadi di tengah politik yang mana jika Jokowi salah mengambil sikap pilpres menjadi taruhannya.
Sumber
LIKE & SHARE
0 Response to "Gaduh Buwas vs Mendag, PAN: Jokowi-Prabowo Saja Tidak Ribut"
Posting Komentar