Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) angkat bicara mengenai polemik pasal penghinaan presiden yang akan dihidupkan kembali oleh Presiden Jokowi. SBY menilai perlu melindungi nama presiden sebagai simbol negara tapi tidak dengan cara-cara represif.
"Kesimpulannya : demokrasi dan kebebasan penting, namun jangan lampaui batas. Demokrasi juga perlu tertib, tapi negara tak perlu represif," tulis SBY di akun Twitternya @SBYudhoyono.
Menurut SBY, pemegang kekuasaan tidak boleh menyalahgunakan wewenang. Kekuasaan tidak digunakan untuk membungkam suara rakyat.
"Para pemegang kekuasaan power holders tidak boleh salah gunakan kekuasaannya. Presiden, parlemen, penegak hukum, pers dan juga rakyat. Power tends to corrupt. Absolute power corrupts absolutely. Kekuasaan tidak untuk menciduki dan menindas yang menentang penguasa," terangnya.
Lanjutnya, bangsa Indonesia harus belajar menggunakan kebebasannya secara benar. Sekarang sudah jarang perlakuan yang menyudutkan presiden.
"Kita semua harus belajar gunakan kebebasan secara tepat. Jangan melampaui batas. Ingat, kebebasan juga bisa disalahgunakan. Ini pertanda baik. Perlakuan negatif berlebihan kepada saya dulu tidak perlu dilakukan kepada Pak Jokowi. Biar beliau bisa bekerja dengan baik," tandasnya.
LIKE & SHARE
0 Response to "SBY angkat bicara mengenai polemik pasal penghinaan presiden yang akan dihidupkan kembali oleh Jokowi"
Posting Komentar