Salamudin Daeng : Sistem BPJS Kesehatan sadis


Salamudin Daeng, seorang pengamat Ekonomi menyimpulkan bahwa sistem BPJS Kesehatan sadis. Karena dalam peraturannya setiap warga negara wajib mengikuti dan membayar iuran.

"Ini lebih sadis daripada Jamsostek, sebab pendekatannya individual. Pendekatannya setiap orang yang ingin mendapat jaminan dari negara, maka dia harus membayar. Jadi orang-orang harus mengikuti ini, wajib, ini eksploitasi terhadap rakyat," ucap Salamudin Daeng dalam diskusi Forum Alumni Aktivis Pers Mahasiswa di D Resto Cafe, Pasar Festival, Jl. HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu 9 Agustus 2015.

Sebelum diputuskan, Salamudin Daeng mengakui bahwa pernah menggugat undang-undang SJSN. Menurutnya BPJS Kesehatan payung hukumnya juga bermuara ke situ. Tapi pada tahun 2011 silam gugatannya sebagai pemohon digagalkan oleh Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD.

"Askes, Jamsostek, dan Taspen diprivatisasi sama BPJS," ungkapnya.

Salamudin Daeng menegaskan ada beberapa pokok permasalahan di dalam BPJS Kesehatan. Selain kewajiban setiap masyarakat untuk membayar, ada juga permasalahan badan hukumnya yang bersifat otonom itu.

"Mereka didesain untuk menjadi investment di pasar keuangan. Jika dikumpulkan BPJS sendiri bisa diakumulasi Rp 500 triliun. Badan hukumnya otonom yang terintegrasi langsung dengan pasar bebas. Jangan-jangan uang BPJS sudah di bank-bank tapi tidak bisa dicairkan karena terkena likuiditas. Ketika dicairkan pemiliknya berkonflik dengan negara sebab dananya tidak ada," jelasnya.

Sifat badan hukum seperti itu akan mendorong pihak asing untuk turut ambil bagian. Karena sistem BPJS Kesehatan cenderung liberal dan menyerahkan pada pasar bebas. Hal itu karena terintegrasi dengan institusi keuangan. Memang dana BPJS tidak bisa dibagikan kepada pemberi saham. Tapi bisa diinvestasikan, hal itu tidak menyalahi sistem nirlaba.

"Uangnya diinvestasikan bahwa digunakan untuk kegiatan riba. Transformasi ini berjalan tanpa ditopang transparasi. Apakah benar keuntungan pasar keuangan dialihkan kembali kepada rakyat atau investasi yang lain. Nirlaba tersebut bukan tidak boleh mencari laba, labanya tidak dibagikan ke pemegang saham," ungkapnya.

Salamudin Daeng menjelaskan juga bahwa BPJS Kesehatan bisa berbahaya daripada sistem asuransi komersial. Hal itu jika sistem sirkulasi keuangannya tidak diawasi.

"Memang sistem ini ke depan akan melahirkan kerancuan mulai pengelolaan keuangan sampai kesulitan pelayan kesehatan, akan terus bermasalah. Hal ini bersumber dari tidak tegasnya badan hukum dan sistem pengelolaan yang terakumulasi di situ," pungkasnya.
LIKE & SHARE

0 Response to "Salamudin Daeng : Sistem BPJS Kesehatan sadis"