Dia terpaksa beristirahat di rumah.
Dia menempatkan kasurnya di ruang tengah rumahnya.
Dia harus menahan rasa sakit di pinggang kanan, paha kanan dan perutnya yang terluka karena gigitan buaya pada Jumat (6/9/2019) malam di Sungai Simangalam, Dusun Tanjung Alam, Desa Simangalam, Kecamatan Kualuh Selatan, Kabupaten Labuhan Batu Utara.
Camat Kualuh Selatan Abdul Hariman mengatakan, pihaknya bersama dengan beberapa orang lainnga mengunjungi rumahnya dan bertemu dengan Misran.
Misran duduk di atas kasurnya menggunakan sarung dan kaos singlet berwarna putih.
Dikatakannya, Misran menunjukkan luka di perut, pinggul kanan dan paha kanannya.
"Beliau mengalami luka gigitan buaya di Sei Simangalam dan menderita luka 18 jahitan," katanya.
Buaya tersebut, lanjutnya, diduga berasal dari Sungau Kualuh yang migrasi ke Sungai Sei Simangalam.
Dari keterangan masyarakat di sekitar, buaya tersebut sudah sering menyerang sampan nelayan di lokasi tersebut sejak dua tahun terakhir.
"Jadi itulah yang meresahkan masyarakat di sini. Bagaimana kelanjutannya, kita mengharapkan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara (BBKSDA Sumut)," katanya, Senin sore (9/9/2019).
Menurutnya, dengan kondisi saat ini, Misran belum dapat mencari ikan.
Selain itu, masih ada rasa ketakutan karena buaya diperkirakan masih berada di lokasi.
"Istirahat dulu lah di rumah. Selain itu, kan masih ada jahitan di lukanya. Jadi belum bisa mencari ikan, belum bisa beraktivitas," katanya.
Kepala Bidang Wilayah II Pematang Siantar BBKSDA Sumut, Seno Pramudhita mengatakan, pihaknya masih menunggu kabar dari petugas BBKSDA Sumut yang sedang diturunkan ke lokasi.
Dikatakannya, dia akan memberikan kabar lanjutan terkait temuan terbaru di lapangan.
"Tim kita sedang di lapangan. Kita menunggu kabar dari mereka, apa temuan di lapangan. nanti akan kita kabari," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Misran dan anaknya Syahdan diserang buaya saat akan mengambil jebakan ikan pada Jumat (6/9/2019) sekitar pukul 19.00 WIB.
Saat itu, Misran terjatuh dan sempat diterkam buaya lalu dibawa masuk ke dalam air.
Sesaat kemudian, Misran berhasil melepaskan diri dan timbul di tepi sungai.
Anaknya Syahdan berhasil menariknya untuk kemudian dibawa ke mantri desa.
Warga resah saat mencari ikan
Warga Dusun Tanjung Alam, Desa Simangalam, Kecamatan Kualuh Selatan, Kabupaten Labuhan Batu Utara, Medan, merasa resah setelah seorang nelayan diserang buaya pada Jumat (6/9/2019) sore.
Warga khawatir beraktivitas di sungai dan meminta pihak Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara (BBKSDA Sumut) untuk segera turun tangan mengatasi serangan buaya.
Menurutnya, dengan kondisi saat ini, Misran belum dapat mencari ikan.
Selain itu, masih ada rasa ketakutan karena buaya diperkirakan masih berada di lokasi.
"Istirahat dulu lah di rumah. Selain itu, kan masih ada jahitan di lukanya. Jadi belum bisa mencari ikan, belum bisa beraktivitas," katanya.
Kepala Bidang Wilayah II Pematang Siantar BBKSDA Sumut, Seno Pramudhita mengatakan, pihaknya masih menunggu kabar dari petugas BBKSDA Sumut yang sedang diturunkan ke lokasi.
Dikatakannya, dia akan memberikan kabar lanjutan terkait temuan terbaru di lapangan.
"Tim kita sedang di lapangan. Kita menunggu kabar dari mereka, apa temuan di lapangan. nanti akan kita kabari," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Misran dan anaknya Syahdan diserang buaya saat akan mengambil jebakan ikan pada Jumat (6/9/2019) sekitar pukul 19.00 WIB.
Saat itu, Misran terjatuh dan sempat diterkam buaya lalu dibawa masuk ke dalam air.
Sesaat kemudian, Misran berhasil melepaskan diri dan timbul di tepi sungai.
Anaknya Syahdan berhasil menariknya untuk kemudian dibawa ke mantri desa.
Warga resah saat mencari ikan
Warga Dusun Tanjung Alam, Desa Simangalam, Kecamatan Kualuh Selatan, Kabupaten Labuhan Batu Utara, Medan, merasa resah setelah seorang nelayan diserang buaya pada Jumat (6/9/2019) sore.
Warga khawatir beraktivitas di sungai dan meminta pihak Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara (BBKSDA Sumut) untuk segera turun tangan mengatasi serangan buaya.
Camat Kualuh Selatan Abdul Hariman mengatakan, warga yang diserang buaya bernama Misran (59).
Korban yang berprofesi sebagai nelayan, pada saat kejadian sedang bersama anaknya, Syahdan, menggunakan sampan untuk mengecek jebakan ikan di sebuah lubuk.
Sekitar pukul 19.00 WIB, sampan yang dikendarai keduanya diserang oleh seekor buaya.
Misran yang terjatuh dari sampannya, kemudian diserang buaya dan dibawa masuk ke dalam air.
Sempat beberapa saat di dalam, Misran kemudian timbul di tepi sungai.
Tak menunggu lama, anaknya langsung menariknya ke atas.
Setelah berhasil ditarik dari tepi sungai, Misran kemudian dibawa ke mantri desa untuk mendapat pengobatan.
"Serangan buaya sudah sering sejak setahun ini lah. Tapi biasanya menyerang sampan. Baru kali ini lah menyerang manusia," kata Abdul Hariman saat ditemui, Senin (9/9/2019).
Menurut Abdul, lokasi kejadian merupakan daerah di mana banyak ditemukan ikan.
Lokasi tersebut berdekatan dengan Desa Tanjung Pasir, yang sebagian besar warganya juga berprofesi sebagai nelayan.
Abdul mengatakan, warga tidak berani melakukan pencarian buaya dengan kemampuan yang minim Warga menggantungkan harapan pada BBKSDA Sumut untuk mengatasi kekhawatiran yang dialami.
"Kalau tak segera diatasi, takutnya akan jatuh korban," kata Abdul.
Sementara itu, Kepala Bidang Wilayah II Pematang Siantar BBKSDA Sumut Seno Pramudhita mengatakan, pihaknya saat ini sedang menuju lokasi munculnya buaya di Desa Simangalam.
Menurut dia, perlu dilakukan penelusuran lebih jauh untuk mengetahui jenis buaya.
Selanjutnya, akan dilakukan upaya-upaya lain sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Kita belum tahu, apakah itu buaya muara atau buaya ikan. Kalau buaya muara, sementara lokasinya sekitar 20 kilometer dari muara. Kalau buaya ikan, biasanya dia tak mau menyerang manusia. Makanya kita telusuri dulu," kata Seno.
Sumber: Pekanbaru.tribunnews.com
Korban yang berprofesi sebagai nelayan, pada saat kejadian sedang bersama anaknya, Syahdan, menggunakan sampan untuk mengecek jebakan ikan di sebuah lubuk.
Sekitar pukul 19.00 WIB, sampan yang dikendarai keduanya diserang oleh seekor buaya.
Misran yang terjatuh dari sampannya, kemudian diserang buaya dan dibawa masuk ke dalam air.
Sempat beberapa saat di dalam, Misran kemudian timbul di tepi sungai.
Tak menunggu lama, anaknya langsung menariknya ke atas.
Setelah berhasil ditarik dari tepi sungai, Misran kemudian dibawa ke mantri desa untuk mendapat pengobatan.
"Serangan buaya sudah sering sejak setahun ini lah. Tapi biasanya menyerang sampan. Baru kali ini lah menyerang manusia," kata Abdul Hariman saat ditemui, Senin (9/9/2019).
Menurut Abdul, lokasi kejadian merupakan daerah di mana banyak ditemukan ikan.
Lokasi tersebut berdekatan dengan Desa Tanjung Pasir, yang sebagian besar warganya juga berprofesi sebagai nelayan.
Abdul mengatakan, warga tidak berani melakukan pencarian buaya dengan kemampuan yang minim Warga menggantungkan harapan pada BBKSDA Sumut untuk mengatasi kekhawatiran yang dialami.
"Kalau tak segera diatasi, takutnya akan jatuh korban," kata Abdul.
Sementara itu, Kepala Bidang Wilayah II Pematang Siantar BBKSDA Sumut Seno Pramudhita mengatakan, pihaknya saat ini sedang menuju lokasi munculnya buaya di Desa Simangalam.
Menurut dia, perlu dilakukan penelusuran lebih jauh untuk mengetahui jenis buaya.
Selanjutnya, akan dilakukan upaya-upaya lain sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Kita belum tahu, apakah itu buaya muara atau buaya ikan. Kalau buaya muara, sementara lokasinya sekitar 20 kilometer dari muara. Kalau buaya ikan, biasanya dia tak mau menyerang manusia. Makanya kita telusuri dulu," kata Seno.
Sumber: Pekanbaru.tribunnews.com
LIKE & SHARE
0 Response to "Detik-detik Misran Diterkam Buaya, Ditarik ke Dalam Sungai, Selamat tapi Menderita Luka 18 Jahitan"
Posting Komentar