Sebuah Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mendapatkan adanya pemakaian zat klorin atau pemutih di sebagian besar pembalut dan pantyliner yang beredar di dalam negeri. Penelitian tersebut dilakukan pada bulan Desember 2014 - Januari 2015 dengan menggunakan sample pembalut dan pantyliner yang sering digunakan oleh konsumen wanita Indonesia.
Peneliti YLKI Arum Dinta mengatakan bahwa pihaknya mengambil sampel dari 9 pembalut dan 7 pantyliner yang bermerek cukup terkenal di dalam negeri.
"Metode yang dilakukan uji lab yakni secara spektrofotometri di lab TUV NORD Indonesia yang sudah terakreditasi," ungkap Arum kepada wartawan di Kantor YLKI, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa 7 Juli 2015.
Arum Dinta mengungkapkan bahwa zat klorin sangat berbahaya apabila terus menerus bersentuhan langsung dengan tubuh manusia terutama sistem reproduksi wanita.
"Klorin bersifat racun dan dapat menyebabkan iritasi. Klorin biasa digunakan sebagai pemutih pada produksi kertas, pakaian dan sejenisnya," ungkapnya.
Di dalam penelitiannya, pihaknya menemukan bahwa pembalut yang merek Charm dengan kandungan klorin sebesar 54,73 ppm. Kemudian pembalut merek Nina Anion mengandung 39,2 ppm.
"Produk My Lady mengandung 24,44 ppm kadar klorin dan tidak mencantumkan komposisinya. Lalu produk VClass Ultra memiliki kandungan klorin sebesar 17,74 ppm," katanya.
Tidak cuma itu saja, produk Kotex juga memiliki kandungan klorin sebesar 8,23 ppm, Hers Protex kandungan klorin sebesar 7,93 ppm.
"Laurier memiliki kandungan klorin sebesar 7,77 ppm. Softex 7,3 ppm dan Spftness standar jumbo pack juga memiliki kandungan klorin sebesar 6,05 ppm," pungkasnya.
LIKE & SHARE
0 Response to "Hati-hati, pembalut yang beredar dipasaran mengandung Klorin biasa digunakan sebagai pemutih"
Posting Komentar